Minggu, 12 Januari 2014

TULISAN BAHASA INDONESIA 1 (AHMAD FAJAR R - 3KA36 - 18111767)

Lanjutan Kisah Nyata Tukang Sampah Di Stasiun Kota Jakarta Bagian 3
 

Akhirnya, saya makan berdua sama beliau, sambil cerita-cerita. Dari cerita beliau, saya tahu kalau beliau punya dua anak, yang satu suda meninggal, karena kecelakaan. Yang satunya suda pergi dari rumah, karena tidak pulang-pulang sudah 3 tahun. Istri beliau sudah meninggal terkena penyakit kanker pada tahun lalu. Parahnya lagi, rumahnya diambil sama orang kredit gara-gara tidak bisa melunasin uang pinjaman buat mengobatin istrinya yang sedang terbaring di rumah sakit.

Saya miris sekali mendengerkan cerita beliau. Beliau sebatang kara, tidak punya rumah, anaknya durhaka, dan jarang makan. Malah beliau cerita pernah dipalak preman waktu mulung di jakarta. Saya rasanya sangat beruntung sekali sama kondisi saya yang sekarang. Saya menyesal pernah mengeluh tentang pekerjaan saya, tentang kondisi kost-an saya, dan sebagai berikut. Sedangkan bapak ini, dengan kondisi yang serba kekurangan masih selalu tersenyum ceria. Rasanya sepiring nasi padang dan segelas es teh manis yang saya kasih tidak setimpal sama pelajaran yang saya dapettin dari beliau. Saya barusan belum mengambil uang, karena saya cuma kasih seadanya dari uang kembalian di warung padang ke bapak itu. Akhirnya, dengan sedikit maksa, saya kasih uang ke beliau. Saya didoain banyak banget sama bapak tadi.

Dan, ada satu hal yang bikin saya tercengang waktu mau meninggalkan tempat tadi. Saya sambil berjalan dengan menoleh ke belakang, bapak itu sudah tidak ada di tempat tersebut. Saya cariin sebentar, ternyata bapak itu ada di depan kotak amal masjid dengan memasukkin duitnya ke dalem kotak amal itu.

Saya makin tersentuh sama beliau. Di tengah - tengah kesulitan yang beliau alami, beliau masih menyempatkan untuk beramal! Berbagi lah dengan orang lain dalam keadaan suka maupun duka.

Saya sangat terharu dan sedih. Saya merasa berkecil hati sebagai manusia. Saya merasa ditunjukin sesuatu yang benar - benar hebat dan luar biasa dari beliau. Saya berdoa semoga bapak itu dilancarkan segala urusannya, diberi kemudahan dan rejeki berlimpah, dan selalu berada dalam lindungan Tuhan.

Sumber kisah nyata ini dari kaskus dengan ciri khas pemakaian kata yang ilmiah. Namun, sumber aslinya tidak ditemukan. Foto yang digunakan pun hanya ilustrasi karena penulis aslinya tidak memfoto saat kejadian. Semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari cerita mengharukan seorang tukang sampah yang memiliki harga diri yang sangat mulia ini.

Beda sekali bapak ini dengan para penipu di luar sana, yang kebanyakan memasang wajah melas dan menanyakan arah pulang dan pura-pura kehabisan uang di jalan. Lalu, korban jadi tergelitik rasa ibanya dan memberikan ongkos Rp 50.000 untuk pulang.

Saya sendiri pernah beberapa kali mengalami penipuan semacam ini. Pertama di daerah Bekasi, dan kedua di daerah Depok. Sekarang, saya sangat iba terhadap pengemis, anak jalanan, dan penipu berkedok nyasar itu.

Namun, bapak tukang sampah ini beda! ! ! Beliau bukanlah penipu. Kita bisa menilai dari keseluruhan sikap napak tersebut dengan mata hati kita masing - masing.
Mudah - mudahan sang bapak tukang sampah ini diberikan kemuliaan dan semasa hidupnya bisa mengumpulkan banyak bekal pahala sehingga di surga diberikan balasan yang setimpal atas kesusahan hidupnya dan kebaikan budi pekertinya.


Sumber  :
http://ibnuadibfauzi12.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

► ╬ ☻ JANGAN LUPA FOLLOW YA... ☺ ╬ ◄