Senin, 15 April 2013

TUGAS TEORI ORGANISASI UMUM 2 (AHMAD FAJAR R - 2KA36 - 18111767)

 BAB IV
 
Teori Perilaku Produsen

Produsen adalah orang atau kelompok yang menghasilkan barang dan jasa. sedangkan perilaku produsen adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mengahsilkan jasa dan barang. Tujuan dari produsen adalah menghasilkan keuntungan yang besar.
                                                                                                                                
  1. Produksi dan Fungsi Produksi
Produksi merupakan konsep arus (flow consept), bahwa kegiatan produksi diukur dari jumlah barang - barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu, sedangkan kualitas barang atau jasa yang dihasilkan tidak berubah.
Fungsi produksi merupakan hubungan teknis antara faktor produksi (C,R,T,L) dengan hasil produksi.
Produksi dengan menggunakan :
1.      variabel dan yang lain tetap.
2.      variabel, kombinasi 2 faktor produksi ditunjukkan dengan kurva isocost dan isoquant.

Keseimbangan Produsen
·        Terjadi pada saat produsen mengkombinasikan dua faktor produksi dengan memberikan output yang max.
·        Keseimbangan dicapai dengan prinsip output max, atau minimalisasi biaya.

Least Cost Combination (LCC)
·        Penggunaan kombinasi faktor produksi dengan menggunakan biaya yang paling murah.
·        Syarat LCC : MRTS (marginal rate of technical substitution), bila menambah salah satu input maka mengurangi penggunaan input.

Mengoptimalkan dan Memaksimalkan Produksi
Mengoptimalkan Produksi adalah upaya meningkatkan nilai dari suatu produksi. Seperti meningkatkan kualitas produksi, jumlah produksi, manfaat produksi, bentuk fisik produksi, dsb
Cara mengoptimalkan produksi adalah sebagai berikut:
1.      Biaya yang digunakan harus dipandang sebagai keuntungan potensial ( potential profit ), bukan pengeluaran atau ongkos produksi yang memang harus di keluarkan. Dengan demikian reduksi biaya produksi melalui peningkatan efisiansi akan meningkatkan keuntungan.
2.      Setelah persepsi tentang biaya produksi diatas berubah, manajemen harus melaksanakan aktivitas produksi bernilai tambah ( bukan sekedar mengubah input menjadi output ) dengan jalan berproduksi pada biaya produksi yang minimum. Dengan cara ini perusahaan akan meningkatkan daya saing melalui strategi penetatapan harga ( pricing strategy ) yang kompetirif di pasar.
3.      Keunggulan kompetitif produk dipasar akan meningkatkan pangsa pasar (market share) yang berarti akan meningkatkan penerimaan total (TR) dari penjualan produk itu.

  1. Tingkat Biaya Produksi Yang Optimal
Tingkat produksi optimal atau Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya penyimpanan(carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau total inventori cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya persiapan. Metode EPQ menggunakan asumsi, sebagai berikut   :
a)     Barang yang diproduksi mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
b)     Selama produksi dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.

  1. Penentuan Volume Biaya Produksi Yang Optimal
Menurut Riyanto (2001), penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variabel saja. Biaya variabel dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sebagai berikut   :
a)     Biaya - biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya persiapan produksi (set-up cost).
b)     Biaya - biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan rata - rata yang disebut biaya penyimpanan (holding cost).

Biaya penyimpanan terdiri atas biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per-periode akan semakin besar apabila rata - rata persediaan semakin tinggi. Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya   :
a.      Biaya fasilitas - fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin),
b.      Biaya modal (opportunity cost of capital),
c.      Biaya keusangan,
d.      Biaya perhitungan fisik dan konsiliasi laporan,
e.      Biaya asuransi persediaan,
f.       Biaya pajak persediaan,
g.      Biaya pencurian, pengrusakan atau perampokan.

Referensi Dari Ketentuan Buku Yang Diminta    :
-         Adi Kuswanto, Zuhad Ichyaudin, Buku Paket, Pengantar Ekonomi,Gunadarma, Jakarta,1991.
-         Prathama Rahardja, Mandala Manurung, Buku Paket, Teori Ekonomi Mikro Suatu Pengantar ( Edisi Ke-empat ), LPFE UI ( Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ), Jakarta, 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

► ╬ ☻ JANGAN LUPA FOLLOW YA... ☺ ╬ ◄